Sunday, June 20, 2010

When the Journey meet Serendipity (Part. 1)


"live is never ending journey...
just enjoy every surprises within..."

-14 June at 20:38-


Kalimat di atas aku tulis sebagai status update di account FB-ku beberapa saat lalu. Ada beberapa comment yang masuk. Ada yang mengatakan: "Enjoy it even the bad one?" aku jawab: "Sometime the bad and the good one are like two side of coin...". Kemudian, seorang yang lain menuliskan komennya: "...Just enjoy every moment of life,coz time is like a river,you can't touch the same water twice...".

Ya, bagiku hidup adalah sebuah perjalanan. Perjalanan panjang yang kita tak akan pernah tahu kemana tujuannya akan berakhir. Perjalanan menuju pencarian namun bukan kita yang menentukan apa yang akan kita temukan dari pencarian itu. Terkadang dalam pencarian itu berlaku hukum sebab-akibat. Saat kita bersungguh-sungguh menginginkan sesuatu, terkadang seluruh jagad raya akan membantu mewujudkannya, seperti kata sang alchemist. Keinginan yang begitu besar akan menggerakkan segala hasrat, kekuatan dan konsentrasi kita untuk mewujudkannya. Seluruh jiwa dan raga akan tersugesti untuk melakukan segala hal yang sekiranya dapat mewujudkannya. Dan akihrnya? whoaaaaalaaa... sim salabim, keinginan itu pun terwujud. Ini jika hukum sebab akibat yang berbicara. Banyak praktisi motivasi menggunakan perumpamaan ini untuk memompa para partisipan dalam acara2 mereka.

Namun, bagaimana jika yang terjadi adalah komen dari seorang teman tadi?
"Enjoy it even the bad one?"
Bagiku, bukan hanya hukum sebab akibat saja tidak cukup untuk menapak perjalanan yang penuh kejutan ini. Memang banyak teori tentang takdir. Sebagai muslim saya meyakini takdir memang sudah tertulis sejak bahkan kita sebelum dilahirkan. Namun, kita juga tak akan pernah tahu yang mana takdir kita dan yang mana yang bukan. Kita hanya akan mengetahuinya setelah itu terjadi. Oleh karena itu akhirnya kosakata "kebetulan" digunakan. Hal ini sering menjadi perdebatan. Apakah kebetulan itu sebenarnya ada, ataukah itu memang "takdir". Dalam Kamus Bahasa Indonesia kebetulan berarti: "tidak dengan sengaja terjadi (bertemu, tertangkap, dsb):". Penjabaran sederhananya mungkin segala hal yang tidak diduga2 akan terjadi, itu kebetulan. Mungkin bagi kita memang kebetulan. Tapi bisa jadi kebetulan itu juga pertanda "takdir" sedang atau sudah terjadi kan?

Jadi, saat teman tadi mengatakan apakah kita harus tetap menikmatinya saat yang buruk-lah yang terjadi? saya jawab: baik dan buruk sudah seperti dua sisi mata uang. Keduanya tak bisa dipisahkan. Karena saya meyakinin hidup ini adalah keseimbangan dan harmonisasi. Teringat ajaran Rasulululloh SAW yang mengatakan bahwa betapa luar biasanya hidup seorang muslim itu, ketika ditimpa musibah dia bersabar dan ketika mendapat kebaikan dia bersyukur. Bagiku ini menandakan memang segala kejadian tidak cukup hanya dilihat dari satu sudut pandang saja. Butuh setidaknya dua atau lebih sudut pandang untuk benar2 menilai makna dari suatu kejadian.

to be continued...


Surabaya, 20 Juni 2010: 08.47 WIB