Tuesday, October 13, 2009

Menemukan TATAT


Gadis 1: eeeeehhh apa kabar, kamu temennya TATAT khan?
Gadis 2: iyaaa, aku juga inget, kamu temennya TATAT, tadi mo nyapa tapi lupa namanya
...
...
...
Gadis 1: inget gak sih pas perkenalan2 si TATAT itu??
Gadis 2: iya... lucu banget...
Gadis 1: pas ditanya, namanya siapa? TATAT, nama panjangnya? TATAT, nama belakangny? Gak ada...
Gadis 2: iya terus kalo ditanya, namanya? TATAT, dibaca dari depan? TATAT, dibaca dari belakang? TATAT, dibaca dari tengah? TATAT...

keduanya melanjutkan perbincangan dengan penuh tawa, dan masih seputar TATAT, mungkin 65% pembicaraan berkisar tentang TATAT dan masa lalu yang berhubungan dengan TATAT ini)

Dialog di atas adalah sepenggal pembicaraan yang saya dengar kala saya sedang mengantri dalam sebuah kesempatan mengikuti sebuah test. Dua orang gadis itu berada di sebelah kiri saya dan terus saja membicarakan si TATAT ini.

Saya jadi tertarik, emang ada orang yang namanya TATAT doank? maksudnya doang di sini bukan sebagai nama belakang si TATAT itu, melainkan menunjukkan bahwa nama orang itu ya TATAT. Ya, benar, TATAT saja, tanpa embel apa-apa, dan itu bukan nama panggilan, jadi TATAT gitu aja. Saya jadi ketawa sendiri di dalam hati, mau nimbrung ke dua orang itu, gak kenal, jadi lah saya dengarkan saja sampai selesai.

Akhirnya saya pun terpisah dengan dua orang gadis itu. Saya jadi semakin penasaran, setelah selesai acara tersebut, saya pulang dan langsung mengkoneksikan laptop saya dengan internet. Langsung saya buka account FB saya dan tentu saja Om Google. Langsung saya search nama TATAT itu. Di Google masih ada 88.000 hasil untuk kata TATAT, namun di FB hanya muncul beberapa saja. Pertama Tatat Sukarsa, kemudian Tatata tatata taratata, dan Tatat Suharsih (kalo tidak salah ingat).

Dari cerita dua gadis tadi, tatat yang kedua sepertinya tidak memenuhi kriteria, sedangkan tatat yang ketiga adalah ibu-ibu. Pertama saya sangsi juga dengan tatat yang pertama, kenapa? karena kok ada nama belakangnya? namun saya jadi inget lagi bahwa si TATAT tadi menurut cerita dua gadis itu, pernah beberapa kali mencoba menambahkan nama belakang pada namanya agar namanya bisa lebih diterima, hehehehe...

Nah, TATAT yang pertama di hasil search saya (Tatat Sukarsa) ternyata mutual friend dengan teman saya. Saya sangat mengenal teman saya, dan dari hasil perbincangan dua gadis tadi tentang TATAT ini, sepertinya cocok deh, akhirnya saya add lah TATAT yang ini.

Malam pulang kerja, saya cek FB saya dan ternyata si TATAT ini telah mengkonfirmnya. Kemudian saya kirim message ke TATAT ini, saya ceritakan kisah saya saat antri dan saya tertarik (lebih tepatnya penasaran) dengan namanya. Dan......... Voila.........
ternyata benar lah, si TATAT ini adalah TATAT yang diceritakan oleh dua gadis tadi, luar biasa bagaimana cara Tuhan membuka kartu-kartu soliter dan menghubungkan satu dengan lainnya dengan cara yang mengejutkan, hehehehe....

Yah begitulah, akhirnya kami pun terlibat dalam kesempatan saling balas pesan di FB dan mengalirnya cerita-cerita menarik lainnya, dan kembali 70% pembicaraan juga masih seputar keunikan nama si TATAT itu yang emang cuma TATAT aja. Ternyata nama TATAT ini adalah nama indigenous Sunda yang sudah sangat tua dan lama serta jarang orang memakai nama ini lagi. Si TATAT menceritakan bahwa dirinya sudah kebal dengan berbagai macam reaksi orang saat mendengar namanya yang cuma TATAT itu.

Sebenarnya apa sih yang menarik dari postingan saya kali ini? Mungkin tidak begitu ada yang menarik atau bagi sebagian lain mungkin tidak ada menarik-nariknya. Namun bagi saya cukup menarik. Saya orang yang mudah penasaran, dan kalo sudah penasaran saya akan mencari di mana ujungnya, dan gak mau apapun berhenti di tengah jalan. Saya juga orang yang selalu percaya dan yakin bahwa Tuhan kadang memberikan kejutan-kejutan yang cukup menyenangkan pada kita. Dan salah satu cara menjalani hidup ini bagi saya adalah dengan menganggap setiap yang terjadi adalah kejutan-kejutan dan keajaiban-keajaiban.

Perkenalanan dengan TATAT ini pun bagi saya menjadi sebuah kejaiban kecil. Mencoba membuktikan teori solitaire dari Jostein Gaarder, bahwa terkadang hidup yang kita jalani ini terhubung dengan kehidupan-kehidupan lain di belahan bumi yang lain, dan bahkan dalam rentang waktu yang lain. Dan ingin membuktikan bahwa jika kita mengejar sesuatu dengan sungguh-sungguh, maka jalan akan terbuka bagi kita. Memang hal ini mungkin hal yang sangat sederhana, dan perkenalan dengan si TATAT ini mungkin juga sama dengan perkenalan-perkenalan yang lain dengan teman-teman saya yang lain.

Tetapi yang berbeda adalah proses. Ya, proses. Sudah tidak terhitung mungkin berapa kali kita berkenalan dengan orang lain, namun terkadang ada beberapa perkenalan-perkenalan yang kadang terus kita ingat, yaitu karena prosesnya yang kadang aneh, unik dan menarik.

Ya, saya adalah tipikal orang yang ingin menjalani hidup ini dengan cara yang bagi saya tidak ingin biasa-biasa saja. Hidup bisa dijalani dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan. Hidup tidak akan membosankan jika kita bisa memaknai semua yang terjadi, karena sebenarnya semua dalam hidup kita adalah kejutan-kejutan dari Tuhan. Bayangkan, bahkan mulai bangun tidur pun kita mendapatkan rahmat dan kejutan, bahwa kita masih bisa dibangunkan dari tidur. Kadang sebelum tidur kita semua GR, bahwa besok pasti bangun, padahal sebenarnya tidak ada kepastian dan jaminan untuk itu. Jadi, bangun tidur kita pun adalah suatu kejutan dan ramhat, makanya kemudian diwajibkan lah kita untuk Sholat Subuh. Menurut saya pribadi mungkin ini salah satu hikmah dari pemilihan diwajibkan Sholat di salah satu waktu yaitu Subuh. Agar kita bisa bersyukur masih diberi kesempatan hidup dan berjumpa hari berikutnya setelah hari kemarin.

Yah, mungkin ini sepenggal catatan kisah dari perjalanan saya kali ini, yaitu menemukan TATAT, hehehe.... Salam kenal ya TATAT....