Friday, September 25, 2009

Think... Think... Think... (2) - end


Bagi saya tujuan hidup bisa berarti sebuah visi, hal-hal yang ingin dicapai selama kita menjalani hidup. Hal itu tidak terbatas waktu, dan selalu dapat direvisi, disertai dengan tahapan-tahapan pencapaiannya...

Menyambung tulisan saya sebelumnya di atas, selanjutnya saya mencoba menjawab pertayaan maha penting, lalu apa "tujuan hidup" saya? sangat tidak mudah sebenarnya menjawabnya, sebelum menetapkan tujuan (-tujuan) hidup, saya terkadang memimpikannya terlebih dahulu, bukan mimpi dalam arti bunga tidur, mimpi di sini adalah sesuatu yang saya angan-angan kan. Lagi-lagi saya meminjam definisi di KBBI, angan-angan n adalah: 1 pikiran; ingatan: ~ nya ke mana-mana; 2 cita-cita: ~ nya menjadi dokter; 3 maksud; niat: sedikit pun tidak ada ~ ku menghinakan beliau; 4 gambaran dl ingatan; harapan sendiri dl ingatan; khayal: kesusastraan itu berisikan kehidupan nyata, bukan ~ belaka; 5 proses berpikir yg dipengaruhi oleh harapan-harapan thd kenyataan yg logis;
~ menerawang langit, pb mencita-citakan segala sesuatu yg tinggi-tinggi; ~ mengikat tubuh, pb bersusah hati krn memikirkan yg bukan-bukan.

Dari beberapa definisi di atas saya tertarik pada penjelasan nomor 5, angan-angan sebagai: proses berpikir yg dipengaruhi oleh harapan-harapan thd kenyataan yg logis. Dari sini terkadang saya menemukan seringnya salah kaprah. Kadang kita dilarang untuk bermimpi. Kadang sebagian mengatakan: "jangan mimpi deh", lihat saja kenyataan. Padahal bagi saya, impian adalah pintu masuk untuk menatap realita. berangan berarti berfipikir dengan dipengaruhi oleh harapan-harapan terhadap kenyataan yang logis. Kata kuncinya adalah "kenyataan logis". Logis bagi saya berarti dia bisa diraih oleh logika. Opposite-nya adalah "tidak logis". Jadi bermimpi berarti harus siap pula menarik mimpi itu ke dalam penjabaran-penjabaran logis. Mimpi yang tidak logis hanya mimpi dalam arti harfiah sebagai kembang tidur. Impian, ternyata membawa sebuah implikasi logis. Ini arti mimpi bagi saya.

Novel "Laskar Pelangi" mungkin salah satu bukti pencapaian sebuah impian logis. Ikal pada mulanya hanya bisa bermimpi bisa sekolah di Sourbone. Nah, impiannya itu membawanya kepada harapan-harapan. Dan akhirnya harapan-harapan itu semakin dia wujudkan dalam kenyataan-kenyataan, dan hal yang sebelumnya dianggap "tidak logis", seorang putra daerah belitong untuk sekolah ke prancis, ternyata akhirnya menjadi LOGIS, dan berhasil diwujudkan.

Novel "Perahu Kertas" menjadi salah satu cerita perwujudan dari "impian cinta". Memang ini novel fiksi. Namun cerita di dalamnya tidak mustahil terjadi. Dua orang anak manusia, saling memendam cinta, tidak terucap, hingga masing-masing memiliki realitanya sendiri-sendiri. Namun kekuatan impian cinta yang terus dipendam akhirnya membawa mereka ke dalam suatu penyatuan LOGIS. Mungkin kenyataan kadang harus meninggalkan luka, tapi mungkin itulah yang disebut "keseimbangan".

Dari dua novel di atas saya menyadari ada kesimpulan [yang saya buat sendiri], bahwa lebih dari 50% hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan mimpi adalah terus "menjaganya", tidak membuangnya walau apapun yang terjadi. Dan kedua adalah terus "bergerak", karena diam-lah yang akhirnya akan sedikit demi sedikit membunuh dan mengubur mimpi itu sekaligus. Hukum tarik menarik (law of atraction) akan terus bekerja tanpa kita sadari, selama kita terus menjaga impian dan berusaha mengejarnya.

Terkadang kita tidak menyadari manakala sebenarnya impian itu menemukan titik terangnya, bahkan kadang kita tidak menyadari saat impian kita tercapai. Akhirnya perlulah kita selalu berkomunikasi dengan diri kita sendiri, mengevaluasi, sejauh mana dan apa batasan yang kita tetapkan dalam pencapaian mimpi itu.

Terus merenung dari setiap pencampaian dan berkontemplasi mengevaluasi setiap langkah mungkin menjadi jalan tengah dari penetapan tujuanku. Yang jelas tujuan itu ada, dan aku tidak diam untuk mencapainya. Terakhir, tentu saja berharap Tuhan terus memberikan lentera petunjuk agar tidak "salah" menetapkan tujuan hidup...

Surabaya, 25 September 2009, 19.08 WIB.

Tuesday, September 22, 2009

Di Negeri Dongeng


Habis sudah novel terbaru dee aku baca. Perahu Kertas. Novel yang cukup inspirasional, memberikan gambaran tentang takdir, mengejar mimpi dan kekuatan hati. Endingnya mungkin terlalu ideal, dan sekali lagi menegaskan happily ever after hanya ada di dunia dongeng dan cerita2 novel.

Membacanya memberiku kekuatan untuk terus menjaga mimpi dan cinta. Satu penggalan kalimat memberiku pelajaran, bahwa terkadang untuk "memperbarui" rasa, bukan selalu objek-nya yang dirubah, namun mungkin cara kita. Begitu juga dengan mencintai. Terkadang ada jenuh dan bosan dalam perjalanannya, dan itu sangat wajar. Namun, bukan berarti "objek"-nya yang harus selalu diubah khan? Terkadang cara itu yang harus kita perbarui, kita refresh, atau bila perlu ctrl-alt-del, kita restart.

Dalam perjalanan mencintai pun ternyata saya sadari bahwa kita perlu "anti-virus", sebab tidak jarang perjalanan mencintai itu dihinggapi berbagai virus yang menyembuhkannya tidak cukup dengan "restart" saja.

Bagiku, anti-virus itu adalah kenangan. Kejadian-kejadian indah di masa lalu. Dan kejadian2 indah lainnya. Mengingatnya akan membuat proses mencintai menjadi selalu "segar", jadi menjaga kenangan tidak kalah penting dari mencipta kenangan2 baru.

Selamat mencintai kawan...

Friday, September 11, 2009

Think... Think... Think... (1)



Tujuan hidup??? seseorang mempertanyakannya, dan sebagian orang mencoba menjawabnya, lalu aku pun ikut bertanya, tujuan hidup? Sepertinya bukan pertanyaan yang sulit, namun menjawabnya bukan berarti mudah. Tujuan. Ada beberapa makna dari definisi kata ini. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tu·ju·an n berarti: 1 arah; haluan (jurusan); 2 yg dituju; maksud; tuntutan (yg dituntut);(www.pusatbahasa.diknas.go.id). Arah, haluan, yang dituju, maksud... hmmm... lalu bagaimana jika digabung dengan kata "hidup"??? dari situs yang sama saya dapat, hi·dup v artinya: 1 masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya (tt manusia, binatang, tumbuhan, dsb).

Jadi mungkin kurang lebih saat kita ditanya apa "tujuan hidup" kita, kita akan menggabungkan poin-poin dari definisi di atas. Jadi "tujuan hidup" adalah: arah atau haluan yang dituju selama kita masih terus ada, bergerak dan bekerja sebagaimana mestinya. Lalu saya jadi berpikir, kapan tujuan hidup kita itu tercapai? adakah batasan waktunya? karena opposite dari hidup adalah mati. Tidak bergerak lagi, tidak bernafas lagi, dan tentu saja tidak dapat lagi menetapkan tujuan-tujuan yang lain. Bagi saya tujuan hidup bisa berarti sebuah visi, hal-hal yang ingin dicapai selama kita menjalani hidup. Hal itu tidak terbatas waktu, dan selalu dapat direvisi, disertai dengan tahapan-tahapan pencapaiannya.

(Surabaya, 9/11 '09)

to be continued...

(penulis ngantuk banget habis sahur, tar pasti disambung lagi ^^")