Tuesday, October 13, 2009

Menemukan TATAT


Gadis 1: eeeeehhh apa kabar, kamu temennya TATAT khan?
Gadis 2: iyaaa, aku juga inget, kamu temennya TATAT, tadi mo nyapa tapi lupa namanya
...
...
...
Gadis 1: inget gak sih pas perkenalan2 si TATAT itu??
Gadis 2: iya... lucu banget...
Gadis 1: pas ditanya, namanya siapa? TATAT, nama panjangnya? TATAT, nama belakangny? Gak ada...
Gadis 2: iya terus kalo ditanya, namanya? TATAT, dibaca dari depan? TATAT, dibaca dari belakang? TATAT, dibaca dari tengah? TATAT...

keduanya melanjutkan perbincangan dengan penuh tawa, dan masih seputar TATAT, mungkin 65% pembicaraan berkisar tentang TATAT dan masa lalu yang berhubungan dengan TATAT ini)

Dialog di atas adalah sepenggal pembicaraan yang saya dengar kala saya sedang mengantri dalam sebuah kesempatan mengikuti sebuah test. Dua orang gadis itu berada di sebelah kiri saya dan terus saja membicarakan si TATAT ini.

Saya jadi tertarik, emang ada orang yang namanya TATAT doank? maksudnya doang di sini bukan sebagai nama belakang si TATAT itu, melainkan menunjukkan bahwa nama orang itu ya TATAT. Ya, benar, TATAT saja, tanpa embel apa-apa, dan itu bukan nama panggilan, jadi TATAT gitu aja. Saya jadi ketawa sendiri di dalam hati, mau nimbrung ke dua orang itu, gak kenal, jadi lah saya dengarkan saja sampai selesai.

Akhirnya saya pun terpisah dengan dua orang gadis itu. Saya jadi semakin penasaran, setelah selesai acara tersebut, saya pulang dan langsung mengkoneksikan laptop saya dengan internet. Langsung saya buka account FB saya dan tentu saja Om Google. Langsung saya search nama TATAT itu. Di Google masih ada 88.000 hasil untuk kata TATAT, namun di FB hanya muncul beberapa saja. Pertama Tatat Sukarsa, kemudian Tatata tatata taratata, dan Tatat Suharsih (kalo tidak salah ingat).

Dari cerita dua gadis tadi, tatat yang kedua sepertinya tidak memenuhi kriteria, sedangkan tatat yang ketiga adalah ibu-ibu. Pertama saya sangsi juga dengan tatat yang pertama, kenapa? karena kok ada nama belakangnya? namun saya jadi inget lagi bahwa si TATAT tadi menurut cerita dua gadis itu, pernah beberapa kali mencoba menambahkan nama belakang pada namanya agar namanya bisa lebih diterima, hehehehe...

Nah, TATAT yang pertama di hasil search saya (Tatat Sukarsa) ternyata mutual friend dengan teman saya. Saya sangat mengenal teman saya, dan dari hasil perbincangan dua gadis tadi tentang TATAT ini, sepertinya cocok deh, akhirnya saya add lah TATAT yang ini.

Malam pulang kerja, saya cek FB saya dan ternyata si TATAT ini telah mengkonfirmnya. Kemudian saya kirim message ke TATAT ini, saya ceritakan kisah saya saat antri dan saya tertarik (lebih tepatnya penasaran) dengan namanya. Dan......... Voila.........
ternyata benar lah, si TATAT ini adalah TATAT yang diceritakan oleh dua gadis tadi, luar biasa bagaimana cara Tuhan membuka kartu-kartu soliter dan menghubungkan satu dengan lainnya dengan cara yang mengejutkan, hehehehe....

Yah begitulah, akhirnya kami pun terlibat dalam kesempatan saling balas pesan di FB dan mengalirnya cerita-cerita menarik lainnya, dan kembali 70% pembicaraan juga masih seputar keunikan nama si TATAT itu yang emang cuma TATAT aja. Ternyata nama TATAT ini adalah nama indigenous Sunda yang sudah sangat tua dan lama serta jarang orang memakai nama ini lagi. Si TATAT menceritakan bahwa dirinya sudah kebal dengan berbagai macam reaksi orang saat mendengar namanya yang cuma TATAT itu.

Sebenarnya apa sih yang menarik dari postingan saya kali ini? Mungkin tidak begitu ada yang menarik atau bagi sebagian lain mungkin tidak ada menarik-nariknya. Namun bagi saya cukup menarik. Saya orang yang mudah penasaran, dan kalo sudah penasaran saya akan mencari di mana ujungnya, dan gak mau apapun berhenti di tengah jalan. Saya juga orang yang selalu percaya dan yakin bahwa Tuhan kadang memberikan kejutan-kejutan yang cukup menyenangkan pada kita. Dan salah satu cara menjalani hidup ini bagi saya adalah dengan menganggap setiap yang terjadi adalah kejutan-kejutan dan keajaiban-keajaiban.

Perkenalanan dengan TATAT ini pun bagi saya menjadi sebuah kejaiban kecil. Mencoba membuktikan teori solitaire dari Jostein Gaarder, bahwa terkadang hidup yang kita jalani ini terhubung dengan kehidupan-kehidupan lain di belahan bumi yang lain, dan bahkan dalam rentang waktu yang lain. Dan ingin membuktikan bahwa jika kita mengejar sesuatu dengan sungguh-sungguh, maka jalan akan terbuka bagi kita. Memang hal ini mungkin hal yang sangat sederhana, dan perkenalan dengan si TATAT ini mungkin juga sama dengan perkenalan-perkenalan yang lain dengan teman-teman saya yang lain.

Tetapi yang berbeda adalah proses. Ya, proses. Sudah tidak terhitung mungkin berapa kali kita berkenalan dengan orang lain, namun terkadang ada beberapa perkenalan-perkenalan yang kadang terus kita ingat, yaitu karena prosesnya yang kadang aneh, unik dan menarik.

Ya, saya adalah tipikal orang yang ingin menjalani hidup ini dengan cara yang bagi saya tidak ingin biasa-biasa saja. Hidup bisa dijalani dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan. Hidup tidak akan membosankan jika kita bisa memaknai semua yang terjadi, karena sebenarnya semua dalam hidup kita adalah kejutan-kejutan dari Tuhan. Bayangkan, bahkan mulai bangun tidur pun kita mendapatkan rahmat dan kejutan, bahwa kita masih bisa dibangunkan dari tidur. Kadang sebelum tidur kita semua GR, bahwa besok pasti bangun, padahal sebenarnya tidak ada kepastian dan jaminan untuk itu. Jadi, bangun tidur kita pun adalah suatu kejutan dan ramhat, makanya kemudian diwajibkan lah kita untuk Sholat Subuh. Menurut saya pribadi mungkin ini salah satu hikmah dari pemilihan diwajibkan Sholat di salah satu waktu yaitu Subuh. Agar kita bisa bersyukur masih diberi kesempatan hidup dan berjumpa hari berikutnya setelah hari kemarin.

Yah, mungkin ini sepenggal catatan kisah dari perjalanan saya kali ini, yaitu menemukan TATAT, hehehe.... Salam kenal ya TATAT....

Friday, September 25, 2009

Think... Think... Think... (2) - end


Bagi saya tujuan hidup bisa berarti sebuah visi, hal-hal yang ingin dicapai selama kita menjalani hidup. Hal itu tidak terbatas waktu, dan selalu dapat direvisi, disertai dengan tahapan-tahapan pencapaiannya...

Menyambung tulisan saya sebelumnya di atas, selanjutnya saya mencoba menjawab pertayaan maha penting, lalu apa "tujuan hidup" saya? sangat tidak mudah sebenarnya menjawabnya, sebelum menetapkan tujuan (-tujuan) hidup, saya terkadang memimpikannya terlebih dahulu, bukan mimpi dalam arti bunga tidur, mimpi di sini adalah sesuatu yang saya angan-angan kan. Lagi-lagi saya meminjam definisi di KBBI, angan-angan n adalah: 1 pikiran; ingatan: ~ nya ke mana-mana; 2 cita-cita: ~ nya menjadi dokter; 3 maksud; niat: sedikit pun tidak ada ~ ku menghinakan beliau; 4 gambaran dl ingatan; harapan sendiri dl ingatan; khayal: kesusastraan itu berisikan kehidupan nyata, bukan ~ belaka; 5 proses berpikir yg dipengaruhi oleh harapan-harapan thd kenyataan yg logis;
~ menerawang langit, pb mencita-citakan segala sesuatu yg tinggi-tinggi; ~ mengikat tubuh, pb bersusah hati krn memikirkan yg bukan-bukan.

Dari beberapa definisi di atas saya tertarik pada penjelasan nomor 5, angan-angan sebagai: proses berpikir yg dipengaruhi oleh harapan-harapan thd kenyataan yg logis. Dari sini terkadang saya menemukan seringnya salah kaprah. Kadang kita dilarang untuk bermimpi. Kadang sebagian mengatakan: "jangan mimpi deh", lihat saja kenyataan. Padahal bagi saya, impian adalah pintu masuk untuk menatap realita. berangan berarti berfipikir dengan dipengaruhi oleh harapan-harapan terhadap kenyataan yang logis. Kata kuncinya adalah "kenyataan logis". Logis bagi saya berarti dia bisa diraih oleh logika. Opposite-nya adalah "tidak logis". Jadi bermimpi berarti harus siap pula menarik mimpi itu ke dalam penjabaran-penjabaran logis. Mimpi yang tidak logis hanya mimpi dalam arti harfiah sebagai kembang tidur. Impian, ternyata membawa sebuah implikasi logis. Ini arti mimpi bagi saya.

Novel "Laskar Pelangi" mungkin salah satu bukti pencapaian sebuah impian logis. Ikal pada mulanya hanya bisa bermimpi bisa sekolah di Sourbone. Nah, impiannya itu membawanya kepada harapan-harapan. Dan akhirnya harapan-harapan itu semakin dia wujudkan dalam kenyataan-kenyataan, dan hal yang sebelumnya dianggap "tidak logis", seorang putra daerah belitong untuk sekolah ke prancis, ternyata akhirnya menjadi LOGIS, dan berhasil diwujudkan.

Novel "Perahu Kertas" menjadi salah satu cerita perwujudan dari "impian cinta". Memang ini novel fiksi. Namun cerita di dalamnya tidak mustahil terjadi. Dua orang anak manusia, saling memendam cinta, tidak terucap, hingga masing-masing memiliki realitanya sendiri-sendiri. Namun kekuatan impian cinta yang terus dipendam akhirnya membawa mereka ke dalam suatu penyatuan LOGIS. Mungkin kenyataan kadang harus meninggalkan luka, tapi mungkin itulah yang disebut "keseimbangan".

Dari dua novel di atas saya menyadari ada kesimpulan [yang saya buat sendiri], bahwa lebih dari 50% hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan mimpi adalah terus "menjaganya", tidak membuangnya walau apapun yang terjadi. Dan kedua adalah terus "bergerak", karena diam-lah yang akhirnya akan sedikit demi sedikit membunuh dan mengubur mimpi itu sekaligus. Hukum tarik menarik (law of atraction) akan terus bekerja tanpa kita sadari, selama kita terus menjaga impian dan berusaha mengejarnya.

Terkadang kita tidak menyadari manakala sebenarnya impian itu menemukan titik terangnya, bahkan kadang kita tidak menyadari saat impian kita tercapai. Akhirnya perlulah kita selalu berkomunikasi dengan diri kita sendiri, mengevaluasi, sejauh mana dan apa batasan yang kita tetapkan dalam pencapaian mimpi itu.

Terus merenung dari setiap pencampaian dan berkontemplasi mengevaluasi setiap langkah mungkin menjadi jalan tengah dari penetapan tujuanku. Yang jelas tujuan itu ada, dan aku tidak diam untuk mencapainya. Terakhir, tentu saja berharap Tuhan terus memberikan lentera petunjuk agar tidak "salah" menetapkan tujuan hidup...

Surabaya, 25 September 2009, 19.08 WIB.

Tuesday, September 22, 2009

Di Negeri Dongeng


Habis sudah novel terbaru dee aku baca. Perahu Kertas. Novel yang cukup inspirasional, memberikan gambaran tentang takdir, mengejar mimpi dan kekuatan hati. Endingnya mungkin terlalu ideal, dan sekali lagi menegaskan happily ever after hanya ada di dunia dongeng dan cerita2 novel.

Membacanya memberiku kekuatan untuk terus menjaga mimpi dan cinta. Satu penggalan kalimat memberiku pelajaran, bahwa terkadang untuk "memperbarui" rasa, bukan selalu objek-nya yang dirubah, namun mungkin cara kita. Begitu juga dengan mencintai. Terkadang ada jenuh dan bosan dalam perjalanannya, dan itu sangat wajar. Namun, bukan berarti "objek"-nya yang harus selalu diubah khan? Terkadang cara itu yang harus kita perbarui, kita refresh, atau bila perlu ctrl-alt-del, kita restart.

Dalam perjalanan mencintai pun ternyata saya sadari bahwa kita perlu "anti-virus", sebab tidak jarang perjalanan mencintai itu dihinggapi berbagai virus yang menyembuhkannya tidak cukup dengan "restart" saja.

Bagiku, anti-virus itu adalah kenangan. Kejadian-kejadian indah di masa lalu. Dan kejadian2 indah lainnya. Mengingatnya akan membuat proses mencintai menjadi selalu "segar", jadi menjaga kenangan tidak kalah penting dari mencipta kenangan2 baru.

Selamat mencintai kawan...

Friday, September 11, 2009

Think... Think... Think... (1)



Tujuan hidup??? seseorang mempertanyakannya, dan sebagian orang mencoba menjawabnya, lalu aku pun ikut bertanya, tujuan hidup? Sepertinya bukan pertanyaan yang sulit, namun menjawabnya bukan berarti mudah. Tujuan. Ada beberapa makna dari definisi kata ini. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tu·ju·an n berarti: 1 arah; haluan (jurusan); 2 yg dituju; maksud; tuntutan (yg dituntut);(www.pusatbahasa.diknas.go.id). Arah, haluan, yang dituju, maksud... hmmm... lalu bagaimana jika digabung dengan kata "hidup"??? dari situs yang sama saya dapat, hi·dup v artinya: 1 masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya (tt manusia, binatang, tumbuhan, dsb).

Jadi mungkin kurang lebih saat kita ditanya apa "tujuan hidup" kita, kita akan menggabungkan poin-poin dari definisi di atas. Jadi "tujuan hidup" adalah: arah atau haluan yang dituju selama kita masih terus ada, bergerak dan bekerja sebagaimana mestinya. Lalu saya jadi berpikir, kapan tujuan hidup kita itu tercapai? adakah batasan waktunya? karena opposite dari hidup adalah mati. Tidak bergerak lagi, tidak bernafas lagi, dan tentu saja tidak dapat lagi menetapkan tujuan-tujuan yang lain. Bagi saya tujuan hidup bisa berarti sebuah visi, hal-hal yang ingin dicapai selama kita menjalani hidup. Hal itu tidak terbatas waktu, dan selalu dapat direvisi, disertai dengan tahapan-tahapan pencapaiannya.

(Surabaya, 9/11 '09)

to be continued...

(penulis ngantuk banget habis sahur, tar pasti disambung lagi ^^")

Tuesday, August 4, 2009

the second chance


step by step jalan itu mulai terlihat lagi.
semangatku muncul kembali, semua persiapan sudah dilakukan.
menunggu secercah sinar, tidak akan menyerah, dan tidak akan menyesali apapun.
ini kekuatan mimpi dan cita-cita, i believe of that.
tidak ada sesuatu yang tidak terhubung dengan sesuatu yang lain, law of attraction, kekuatan ini pasti menarikku kepada pencapaian itu, walau bukan sekarang, tapi harus yakin dan terus berusaha. semoga semua dimudahkan oleh Tuhan, terima kasih Tuhan telah memberiku kekuatan untuk bermimpi dann bercita-cita...

Sunday, July 5, 2009

Kesendirian, Rumah dan Keluarga



Beberapa hari ini aku didera suatu rasa dan pikiran yang aneh. Tiba-tiba merasakan suatu rasa kesepian yang aneh, tiba-tiba merasa sungguh rindu dengan keluarga dan selalu ingin dekat mereka.

Aku dikelilingin sahabat-sahabat yang luar biasa, kekasih yang setia dan pengertian, keluarga yang sangat hangat....

Lalu apa lagi yang lebih berharaga dari ini? Namun kenapa aku tetap merasa kesepian?

Beberapa saat lalu sempat berdiskusi tentang pernikahan, banyak aku bahas dengannya...

Bahkan beberapa teman aku tanya tentang "pernikahan", beberapa menjawab: "kita menikah karena memang 'harus' menikah...."

Dan sampai saat ini pikiran tentang menikah terus bergejolak di benakku....

Pertanyaan mendasar terus berusaha untuk kujawab: "Mengapa HARUS menikah?"

Sunday, June 14, 2009

Inspiring Books

"Tetralogi Laskar Pelangi dan Negeri van Oranje"

Baru khatam baca buku (novel) "Negeri van Oranje". Kisah 5 mahasiswa Indonesia yang kuliah di Belanda, sebagian besar mendapat beasiswa. Unik, kocak, mengharukan. Gaya bertuturnya agak mirip dengan laskar pelangi. Cerita ringan, namun dengan detail-detail yang luar biasa yang membuat pembacanya menerawang jauh membayangkan apa yang terjadi di tulisan buku itu.

Tetralogi Laskar Pelangi, dalam episode Sang Pemimpi menceritakan petualangan Ikal dan Arai di rantau, di Sorbone Paris, Prancis. Sama. Penuh perjuangan, menggelikan, mengharukan.

Kenapa kedua (atau lebih tepatnya kelima) buku ini jadi sangat menginspirasiku? Ya, karena sama-sama mencerikatan pengalaman study di luar negeri. Lewat buku-buku ini diceritakan, bahwa mimpi untuk study di Perguruan-Perguruan tinggi terkenal di luar negeri bukanlah hal yang mustahil. Keterbatasan dana bukan menjadi penghalang, karena banyak beasiswa ditawarkan.

Satu kata kuncinya adalah tidak diam!!! Harus terus berusaha, dan terus menjaga mimpi itu tetap ada. Karena jika mimpi padam, maka segala yang dilakukan akan menjadi sia-sia. Sampai detik ini pun, aku masih merasa bahwa mimpi ini sebenarnya terlalu tinggi, bahkan untuk sekedar dimimpikan. Aku tidak begitu pandai. Bahasa asing pun gado-gado dan sangat tidak terstruktur. Namun, berusaha bukan hal yang asing lagi. Kegagalan pun bukan tidak pernah dirasakan. Namun aku tidak pernah menganggap kegagalan adalah sebagai benar-benar kegagalan. Manakala kita tidak diam, dan berusaha melalukan, walau pada akhirnya tidak sampai pada tujuan, bagiku bukan kegagalan.

Bukan sampainya pada tujuan yang terpenting, tapi adalah pada usaha mengejar tujuan itu. Perjalanan selalu memberikan begitu banyak keajaiban. Sampai pada tujuan adalah hal yang biasa. Begitu banyak sarjana setiap tahun, artinya banyak yang mencapai tujuan, setidaknya sampai S1, tapi kemudian begitu banyak yang merasa belum beruntung, belum mendapat kerja, dan sebagainya. Artinya kemudian, saat-saat mencapai tujuan itulah yang kemudian memberikan arti yang berbeda pada sampainya tujuan.

Tekad sudah kutancapkan, harapan mulai mencuat, mimpi-mimpi terus kuhidupkan. Aku siap dengan segala kemungkinan, karena aku sudah dengan terlalu Ge-eR atau Pe-De berani memimpikan hal ini. Namun memimpikan hal ini pun sudah membuatku bahagia. Hukum ketertarikan mulai menarikku ke hal-hal yang menurutku bisa mencapai tujuan ini.

Well, perjalanan sudah dimulai, lebih baik dinikmati saja....

Sampai ke mana ini tertuju? No body knows....

Kenapa harus dipusingkan? Hari esok memang pasti ada, namun belum tentu ada untuk kita...

Semoga masih dapat melihat cerahnya matahari esok... amien...

Like a Rainbow


"merah, kuning, hijau..... di langit yang biru...."

Sepenggal lagu di masa kecil memulai curhatan kali ini. Beberapa teman di FB mengeluhkan mengenai hidupnya. Ada yang bilang susah, ada yang mengeluh "kenapa hidup begini?, kenapa hidup begitu". Tapi tidak sedikit juga yang selalu bersabar. Namun yang lain ada pula yang sampai menitikkan air mata dengan sebagian lain tersenyum karena mendapat kebahagiaan.

Yah, begitulah hidup. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang maju, kadang harus mundur. Kadang senang, kadang sedih. Jadi teringat perkataan seorang "guru"-ku. Beliau mengatakan betapa indahnya pelangi, karena dia berwarna-warni. Bayangkan jika pelangi hanya Merah saja, atau Hijau saja, atau Hitam terus?? (emang ada di mejikuhibiniu warna hitam? kayaknya gak ada ya?), pasti gak indah lagi kalo warna pelangi hanya satu macam saja.

Jika kita analogikan dalam hidup, ya begitu juga adanya. Hidup pun harus penuh warna. Kadang kita menjadi merah, kadang hijau, kadang kuning dan sebagainya. Masalah boleh menghampiri kita, tapi toh dia akan datang dan pergi. Saat dia datang, kita sambut dengan kesabaran. Dan saat dia pergi kita iringi kepergiannnya dengan rasa syukur. Syukur karena kita telah bisa (lagi) melewati satu ujian. Syukur karena kita dapat membuktikan (setidaknya pada diri sendiri) kita tidak lemah dan jatuh hanya karena satu masalah saja.

Mungkin mudah dikatakan, tapi dilakukan memang kadang lebih sulit. Tapi ya itulah kita. That's why we called HUMAN. Seorang "guru" yang lain pernah mengatakan manusia itu bisa menjadi lebih mulia dari "Malaikat", namun di sisi hitamnya bisa lebih buruk dari "Setan". Jika dia bisa menjaga dirinya dalam kebaikan dan jalan yang "lurus", maka bukan tidak mungkin dia lebih baik dari malaikat, karena malaikat tidak memiliki nafsu, sedangkan manusia bisa "mengalahkan" nafsu untuk melakukan keburukan. Sedangkan manakala dia melakukan keburukan, bisa jadi dia lebih buruk dari setan, karena setan memang sudah ditakdirkan untuk mengajak manusia kepada keburukan, tapi manusia diberi pilihan untuk menjadi baik.

Betapa uniknya manusia ini. Diberi pilihan untuk berada di tengah, diberi pilihan untuk menjadi hitam dan putih. Diberi pilihan to stand beetwen Angels & Demons. Diberikan pengalaman untuk merasakan berbagai warna. Diberi kesempatan untuk selalu melakukan harmonisasi. Setelah jatuh, diberi kesempatan berdiri kembali. Setelah hitam, ada kesempatan menjadi putih.

Hitam dan Putih

Menemukan diri berada diantara hitam dan putih-nya hidup (dan tentu saja di antara warna-warna yang lain), itulah manusia. Maka betapa sedihnya saat semua saling meng-klaim otorisasi menentukan hitam dan putih. Si A meng-klaim dirinya putih, Si B meng-klaim si A hitam. Padahal kita manusia, bukan malaikat, bukan pula setan. Kita adalah makhluk "antara". Menemukan keseimbangan jauh lebih berharga ketimbang selalu mencari-cari hitam dan putih.

Begitu pun saat menilai dirinya, ada yang merasa dengan bertubi-tubinya masalah yang dihadapi menganggap bahwa hitam-lah dirinya, dan menjadi iri kepada si putih yang "terlihat" selalu dalam kebahagiaan. Padahal kita tidak hanya memiliki akal, melainkan juga "jiwa" atau "hati", siapa yang tahu bahwa si putih itu selalu putih adanya? mungkin saja dia juga merasa hitam di hatinya, sedih dalam kebahagiaan?

Dari kenyataan ini lah Sabda Rasul Muhammad S.A.W kembali terbukti. Beliau mengatakan "Betapa ajaibnya kehidupan manusia itu, di saat senang mereka bersyukur, di saat tertimpa musibah dia bersabar" (maaf jika tidak persis kalimat sesuai hadistnya). Dari sini kita dapat mengambil pelajaran, ada baiknya kita bersikap "biasa" saja, atau seperlunya saja. Saat mendapat kesenangan, ya berbahagia dengan secukupnya saja, tidak lupa bersyukur. Saat "merasa" tertimpa musibah, ya bersedih "secukupnya" pula, lebih penting mengirinya dengan sabar.

Semoga diri ini bisa pula melalui hidup dengan syukur dan sabar....

Saturday, June 13, 2009

First Step V.01


"The longest journey start with one little step"

Satu langkah kecil!! ya, hanya satu langkah kecil saja yang dibutuhkan untuk memulai sebuah perjalanan panjang. Tapi sungguh, sungguh tidak mudah memulai langkah kecil itu. Tujuan sudah ditetapkan. Jalan yang harus dilalui pun sudah diketahui. Tetapi memulai satu langkah kecil itu lah hal tersulitnya. Bukan sekedar memulai, tapi menentukan "apa" kecil itu juga tidak mudah. Salah langkah, maka perjalanan panjang itu pun akan sia-sia, mungkin tetap dapat mencapai tujuan, tetapi bisa jadi memakan waktu yang lebih lama.

Membaca, ternyata memang membuka gerbang dunia. Benar kata orang, buku adalah jendela dunia. Dalam perjalanan merengkuh mimpi ini akhirnya aku memberanikan diri bermimpi untuk study ke LN, banyak yang berhasil, so kenapa aku tidak? Hasil adalah hal ke sekian bagiku, yang penting dimulai saja lah. Beberapa novel, Tetralogi Laskar Pelangi (1-4) dan yang terbaru Negeri Van Oranje, membuat diri merasa mimpi melanjtkan study di LN bukan hal yang mustahil.

Akhirnya langkah kecil itu ditentukan, ternyata kebutuhan paling mendasar adalah........
KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS !!!! nah, lalu apa langkah pertama??? Ya benar !!!! Ikut kursus lagi, bukannya apa, dengan kemampuan bahasa inggris yang gado2 dan tidak terstruktur dengan baik dan benar, mimpi kuliah di LN jadi semakin bias!!! maka dari itulah, untuk menjaga mimpi itu tetap ada, kursus bahasa inggris terpilih menjadi "one little step" to start the long journay....

Dengan doa dan keyakinan di hati.....
Genderang perang sudah dibunyikan.....

LANGKAH pertama DIMULAI...... !!!!
to be continued...

Pursuit of Dream


Banyak ahli motivasi mengatakan mimpi adalah salah satu kekuatan dalam mengejar cita-cita. Aku cukup mempercayai Laws of Attractions. Saat kita menginginkan sesuatu dengan sungguh-sungguh, ternyata secara tidak kita sadari, alam bawah sadar kita menggiring seluruh kehendak, segenap jiwa, raga dan pemikiran kita untuk meraihnya.

Namun, saat ini aku bermimpi sesuatu yang mungkin terlalu besar, memikirkannya saja hampir tidak berani, banyak hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan untuk meraihnya, sedangkan waktu yang dimiliki sekarang tersita lebih banyak bukan untuk diri sendiri.

Menjaga keyakinan, itu yang harus terus dilakukan sekarang, tidak ada yang mustahil manakala kita tidak mendiamkan mimpi kita. Terus melakukan sesuatu untuk meraihnya, selebihnya biar Tuhan yang bekerja. Paulo Coelho mengajarkan banyak hal dalam The Alchemist.

Kisah Santiago mengejar mimpinya, meninggalkan hal-hal berharga yang dimilikinya untuk meraih yang jauh lebih berharga. Hidup ternyata mengajarkan kita untuk terus optimis.

"
Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita? tanya si anak, ketika mereka mendirikan tenda pada hari itu.
Sebab, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada."

Cuplikan percapakan dalam buku The Alchemist ini memberikan banyak inspirasi. Menyadari bahwa tidak cukup memiliki "kekuatan" saja untuk mengejar mimpi, tapi juga hati. Menjaga hati membuat kita tetap berfikir dengan tenang. Berfikir tenang membuat kita lebih mudah memecahkan berbagai masalah. Jadi mengalir saja seperti air, membentur batu tapi tetap akan menuju ke muara.

Apapun akhirnya kalimat pusaka dari The Alchemist akan menemani menjaga mimpi:

"Takdir adalah apa yang selalu ingin kau capai, dan saat engkau menginginkan sesuatu seluruh jagad raya bersatu untuk meraihnya".


Friday, June 12, 2009

Avant-Propos


Hidup, Bersahabat, Berbagi...

Tiga kata ini aku dapatkan beberapa tahun yang lalu, dalam sebuah pelatihan lingkungan hidup, 3 kata untuk memulai sebuah gerakan besar menyelamatkan bumi...
sebenarnya ingin menamai blog ini dengan nama greenlight, namun sudah ada yang menggunakannya...
akhirnya dipilih meeting of mind, kenapa demikian?? karena saya memiliki ketertarikan yang begitu besar pada alam pikiran manusia...
sebuah dunia kecil dalam masing2 kepala manusia...
bagaimana dari sesuatu yang kecil dan kasat mata, bisa menghasilkan sesuatu yang mengguncang dunia... itulah alam pikiran...
blog ini pun dibuat sederhana saja, seperti blog-blog yang lain juga, tanpa keistimewaan apapun, tanpa harapan apapun, hanya untuk mencurahkan pikiran saja...
dan mungkin ada juga sedikit harap untuk tempat bertemu pikiran-pikiran yang lain...

Meeting of Mind...

sejatinya ingin dijadikan tempat untuk mempelajari alam pikir manusia yang begitu luas...
MoM membuka ruang luas untuk membicarakan apa saja, oleh siapa saja...
membaca pikiran ingin membuka hati...
karena hidup akan begitu indah dengan bersahabat dan berbagi...

hidup, bersahabat, berbagi...